Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

Berguru Pada Sang Bunda

Gambar
  Mengarungi jalan panjang nan sunyi, Menyusuri lembah-lembah jalan, mencari jejakNya dalam bayang-bayang malam. Ditemani bintang, penuntun jalan gelap.   Berguru pada Sang Bunda, tuk menata hati. Dalam balutan pelukannya, tulus dan lembut, Memesonakan jiwa yang terus berziarah.   Bertahun-tahun dalam sunyi, terus bergelut menemukan jalan pulang. Jalan hidup menjadi sahabat Yang tak terpisahkan oleh waktu dan cerita Terus menuntun tanpa kata, penuh misteri.   Kini ku tatap jejak Sang Bunda Yang tak terhapus oleh gelombang waktu yang pergi Disinilah Wajah Sang Bunda menatap dengan sahaja Menembus kedalaman hati sang anak Membisikkan harapan di sudut-sudut hati.   Jalan ini penuh cerita Lika-liku yang terlukis bersama Sang Bunda Menjadi kenangan yang tak akan pergi Walau dunia dan kisahnya akan pergi juga. darvis_tarung Kupang, 31 Januari 2024

Surat Singkat di Ujung Senja

Gambar
  Masih terpendam dalam sanubari, sekumpulan pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh siapa pun, meski tak satupun dari mereka yang rumit dan tak bisa dimengerti…   Pertanyaan itu terus berputar, seperti doa yang tiada henti, menjelma menjadi refleksi yang tak pernah usai. Ia menjadi penutup setiap halaman dalam buku harianku yang penuh cerita.   Mengapa harus aku? Mengapa aku? Mengapa aku? Pertanyaan ini terus mengalun, menari-nari di telingaku, setiap kali aku menutup malam, menutup kisah dalam catatan kecilku.   Doa-doa terus mengiringi perjalanan kita, tentang panggilan yang kita sambut, tentang semangat yang tak pernah padam untuk tetap setia pada jalan hidup yang telah kita pilih.   Malam ini, aku titipkan seuntai doa dengan namamu, dan sebaris kata terima kasih untuk dirimu yang telah menemani sejauh ini.   Kamu yang selalu ada, mendukung, mengingatkan untuk terus semangat,  menjaga diri,  me...

Kalau Boleh, Ijinkan Kami Hidup

Gambar
Kalau boleh, ijinkan kami hidup Kami yang terhimpit di antara deru mesin dan beton Serpihan-serpihan jiwa yang berharap Tidak punya berlian, tidak punya emas Tidak punya jabatan, hanya punya asa yang sederhana. Kami berjalan dengan langkah yang terkadang terseok Mencari makan untuk hari ini Menanti secercah harapan yang mungkin datang Namun tanah yang kami pijak, kini tercabut Tanah yang kami sebut rumah Sekarang hanya kenangan yang menghilang. Kalau boleh, ijinkan kami hidup Kami yang hanya punya sekeping harapan di ujung dunia Tanah sejengkal yang cukup untuk berteduh Untuk menyemai mimpi yang tak henti tumbuh. Anak-anak kami masih terlalu muda Belum tahu tentang kerasnya hidup Tentang segala yang kami relakan untuk mereka Sedang orang tua kami, usianya tak lagi muda Tak mampu lagi berlari mencari tempat Kemana lagi mereka harus pergi Selain di tempat yang sudah menjadi hidup kami? Kalau boleh, ijinkan kami hidup, Ijinkan kami tetap berada di sini Meskipun hanya setetes har...

Belis dan Cinta Tertunda

Gambar
  Gerimis di malam minggu, membuat setiap jiwa berhenti sejenak. Hujan itu seakan-akan membisukan setiap kata yang ingin diucapkan, menyelimuti kota dalam kesendirian yang dalam. Malam minggu adalah malam yang penuh penantian, namun kali ini, penantian itu terasa lebih pahit. Sonya melangkah pelan di tengah rintik hujan, menyusuri trotoar kota yang dipenuhi kenangan, dengan Wily di sampingnya. "Sonya, apakah kamu sibuk malam ini?" tanya Wily, suara lembutnya menyusup dalam keheningan malam. Tidak, Ly, kebetulan aku tukar piket dengan Lusy malam ini. “Kita jalan-jalan yuk, sekalian refresing,” tawar Wily dengan senyum yang selalu menghangatkan suasana. Yahh, oke lah... mumpung ada waktu senggang, kataku dalam hati. Tapi Ly, gerimis ini... "Tenang saja, gerimis akan berhenti kok. Kita tunggu sebentar saja," jawab Wily, meyakinkan. Beberapa saat kemudian, gerimis benar-benar berhenti, dan angin malam yang dingin menggantikan ketenangan itu. Kami berjalan ...

Surat Untuk Octavia

Gambar
  Di kota karang yang dihiasi dengan batu-batu yang menceritakan kisah masa lalu, aku mengenalmu, Octavia. Sebuah nama yang mengalun lembut di telingaku, membawa sejumput angin sejuk yang membelai hati. Saat pertama kali bertemu, engkau seperti sebuah lukisan yang terbingkai dalam waktu. Wajahmu yang cerah, senyum manja yang tak pernah bisa aku lupakan, mengingatkanku pada senja yang perlahan merunduk, membawa damai di setiap lekuknya. Mungkin itu hanya pertemuan singkat, namun bagiku, itu adalah awal dari sebuah kenangan yang tak akan pudar oleh waktu. Senja itu, saat kita duduk bersama bibir pantai, secangkir kopi yang engkau suguhkan tak hanya menghangatkan tubuhku, tetapi juga hatiku. Dan entah bagaimana, aku tiba-tiba merasakan detak jantungku yang semakin cepat saat aku tanpa sadar menggenggam tanganmu. Aku merasa aliran darahku mengalir lebih kencang, seolah-olah waktu itu menyatukan kita dalam sebuah momen yang tak bisa terulang. Namun, waktu memiliki cara yang sulit ...

Doa Mengubah Takdir

Gambar
  Alda duduk di sudut gereja tua, di dekat Tabernakel yang sunyi. Jemarinya menggenggam erat rosario yang kini sudah mulai pudar warnanya, seiring waktu yang terus berlalu. Setiap butir doa yang keluar dari bibirnya terasa begitu berat, seperti menanggung seluruh dunia. "Tuhan, aku sudah berusaha. Tapi kenapa hatinya begitu keras?" bisiknya pelan, matanya berkaca-kaca. Ia sudah mencoba segala cara untuk membuka mata Ino, kekasih yang begitu ia cintai. Mengajaknya ke gereja, mengingatkan tentang pentingnya iman, bahkan memberi perhatian lebih saat Ino terjatuh dalam kebiasaan buruknya. Namun semuanya terasa sia-sia. Ino tak pernah mendengarnya. Alih-alih berubah, Ino semakin menjauh, bahkan kadang bertindak kasar padanya. “Alda, kenapa kamu bertahan dengan Ino? Laki-laki itu tidak jelas!” suara Alya memecah keheningan malam. Alya selalu menanggapi hubungan Alda dan Ino dengan skeptis. “Dia pemalas, pemabuk, dan sering kasar sama kamu. Masih banyak laki-laki yang lebih ba...

Hanya ingin “Viral”????

Gambar
Di bawah langit yang semakin luas, dunia kita yang bergerak, berputar, dan berkembang, sejuta sejarah dikisahkan dan dalam sekejap tersebar ke sudut-sudut yang tak pernah dijangkau. Kehidupan manusia dewasa ini mengalami kemajuan sekaligus kemunduran. Kemajuan itu merupakan suatu bentuk apresiasi, karena manusia pada dasarnya pribadi yang “bergerak” atau tidak statis. Keadaan yang demikian merupakan situasi dimana manusia mengalami transformasi- bergerak sehingga berkembang. Di balik gemerlapnya teknologi dan inovasi, ada bayang-bayang yang tak kasatmata namun terasa, menggerogoti dasar-dasar nilai yang dulu kokoh. Manusia kini seakan bergerak tanpa arah yang jelas, terjebak dalam kecepatan tanpa menyadari tujuan yang sejati. Lain dulu, lain sekarang, itulah ungkapan seorang nenek tua yang terus kumandang, disela menasehati cucunya, yang katanya anak milenial, generasi z dan lain sebagainya. Namun, kemajuan jalan beriringan dengan kemunduran. Kenapa tidak, perkembangan hidup manusi...

Elok Tubuhmu adalah Senjata

Gambar
  Elok tubuhmu, mengoda para adam, Bagaikan bunga yang mekar, memikat perhatian, Ingin sekali para adam tuk dapat, Namun kau rapatkan gerbang, tak memberi kejelasan. Betapa para lelaki lumpuh di hadapanmu, Terhenti dalam pesona, tak mampu bergerak, Sebab elok tubuhmu, mengiur liur, Mengundang para adam untuk mendekat dan merambah. Elok tubuhmu, adalah cantik, Menyentuh jiwa, menyelimuti rasa, Luluh lantah para penikmat rasa, Yang tergoda oleh apa yang tampak semata.   Namun tubuhmu adalah kekuatan yang lebih dalam, Bukan hanya untuk dijamah, bukan sekadar pemandangan erotis rasa, Tapi senjata damai yang tak terlupakan oleh waktu, Kekuatanmu terletak pada keberanian untuk menahan, Pada keteguhan hati, pada sikap yang tegas. Tubuhmu bukan milik untuk diperebutkan, Tapi simbol dari daya juang dan perlawanan, Melawan dunia yang seringkali lupa, Bahwa keindahan sejati adalah milik jiwa, Bukan hanya kulit yang memikat mata.   Jejak Lysistrata, menyikap tabir k...

Betlehem Yang Menyentuh Jiwa

Gambar
  Misa Natal Bersama Ikatan Religius Keuskupan Agung Kupang (IRKAK) Di Betlehem, di tengah malam yang hening, kita adalah peziarah dalam perjalanan waktu yang tak pernah lekang oleh musim. Seperti bunga yang bermekaran di pagi yang sunyi, kita berdiri di sana, menyambut fajar dengan hati yang penuh sukacita. Betlehem bukan hanya sekadar tempat, ia adalah kisah yang hidup dalam setiap langkah kita, sebuah kenangan yang terpatri dalam batin, di setiap jejak yang tertinggal di bumi yang suci ini. Dalam balutan cahaya Natal, kita merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Senja yang indah di penghujung hari, dengan secuil kata puitis yang terucap di bibir, menggambarkan betapa sukacita itu lahir di Betlehem. Kita menyanyikan pujian, seperti para malaikat yang memuji-Nya, menyerukan kabar baik bagi dunia yang penuh harapan. Jejak-jejak kita pun berjalan bersama, dalam simfoni waktu yang tak pernah usai, menenun kenangan tentang cinta, tentang perutusan, tentang sebuah tujuan yang l...

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Gambar
  “Anda diutus ke luar negeri tahun ini. Anda siap?" Tanya Suster Kepala dengan suara lembut, namun tegas. Mata kami bertemu, seakan mencari makna di balik kata-kata itu. Demi ketaatanku kepada Tuhan dan kepada pimpinan, dengan sangat cepat aku menjawab, " Ya, Suster. Saya siap ." Kata-kata itu keluar begitu saja, seperti hembusan angin yang tak perlu dipertanyakan arahnya. Aku tidak memikirkan kemana aku akan pergi, dengan siapa, atau untuk apa. Yang ada hanya satu: aku adalah seorang misionaris yang siap menjalani perutusan-Nya, tanpa bertanya. Malam itu, gerimis turun dengan lembut, membunyikan atap rumah genteng yang sudah tua. Aku duduk sendirian di sudut kamar, menatap bayang-bayang yang menari di dinding. Di luar, dunia terasa begitu jauh, seakan waktu berhenti berjalan. Pikiranku mulai mengembara. Ke mana aku akan diutus? Apa yang menantiku di negeri yang tak kukenal? Ya, luar negeri... pasti menyenangkan, pikirku. Namun, saat itu juga, ada rasa yang mengu...

Suster Jatuh Cinta

Gambar
  Aku telah lama berkisah dengan waktu. Banyak cerita yang telah kulalui bersamaan usiaku semakin ke sini. Kini cita-citaku dulu tergiang baik dalam ingatanku telah hilang dan sirna. Bukan tanpa alasan, bukan tanpa sebab. Semuanya berawal ketika seorang gadis berkerudung mengunjungi stasi kami. Perkenalan tanpa basa-basi, aku terpesona dengan gaya dan jubahnya yang panjang itu. Aku dalam diam dan tertarik.                               ****** “Apa cita-cita kalian semua anak-anak? Tanya guru wali kelasku. Aku mau jadi tentara, jawab Beny. Aku mau jadi presiden, jawab Jhon. Aku mau jadi pilot, jawab Jen. Aku mau jadi guru, jawab Maria. Aku mau jadi Polwan jawab Nadia. Aku mau jadi perawat, jawab Asri”. Demikian jawaban dari teman-teman kelasku waktu itu. “Alia? Kamu belum mejawab pertanyaan ibu”. Sorot ibu Yovi kepadaku. Aku binggung harus memilih atau mencita-citakan apa. Semua teman-temanku menaruh mimp...

Natal dan Surat dari Maria

Gambar
Teruntukmu Nanaku, Di ruang rinduku. Selamat natal dan tahun baru. Doaku semoga nana baik-baik saja. Maaf kalau surat ini mengganggu keadaanmu. Namun inilah satu-satunya cara dari enu tuk sampaikan salam natalku untuk nana. Dulu, setiap detik yang kita lewati bersama adalah sebuah keajaiban. Aku ingat betul saat matamu pertama kali bertemu mataku, saat itu juga seolah dunia berhenti berputar. Hanya ada kita berdua dalam ruang yang sepi, saling menyatu dalam diam. Semua yang kita rasakan waktu itu tak terucap, hanya bisa dirasakan dalam setiap detakan jantung kita yang tak terpisahkan. Malam natal kali ini telah membawa kabar tentang kisah kita dimasa silam. Sebuah harapan dan cita-cita yang tidak pernah terungkap dengan kata namun terbayang dalam rasa. Kini, ketika aku mengenang kita, aku merasa seperti berada dalam mimpi yang begitu indah, yang sayangnya, waktu harus membawanya pergi. Namun kenangan kita tetap hidup, abadi, dan tak pernah luntur meskipun hari-hari kita kin...