Betlehem Yang Menyentuh Jiwa

 

Misa Natal Bersama
Ikatan Religius Keuskupan Agung Kupang
(IRKAK)

Di Betlehem, di tengah malam yang hening, kita adalah peziarah dalam perjalanan waktu yang tak pernah lekang oleh musim. Seperti bunga yang bermekaran di pagi yang sunyi, kita berdiri di sana, menyambut fajar dengan hati yang penuh sukacita. Betlehem bukan hanya sekadar tempat, ia adalah kisah yang hidup dalam setiap langkah kita, sebuah kenangan yang terpatri dalam batin, di setiap jejak yang tertinggal di bumi yang suci ini.

Dalam balutan cahaya Natal, kita merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Senja yang indah di penghujung hari, dengan secuil kata puitis yang terucap di bibir, menggambarkan betapa sukacita itu lahir di Betlehem. Kita menyanyikan pujian, seperti para malaikat yang memuji-Nya, menyerukan kabar baik bagi dunia yang penuh harapan. Jejak-jejak kita pun berjalan bersama, dalam simfoni waktu yang tak pernah usai, menenun kenangan tentang cinta, tentang perutusan, tentang sebuah tujuan yang lebih besar dari segala yang ada.

Waktu terus mengalir, mengajarkan kita untuk mengingat kembali setiap langkah yang telah kita lalui. Betlehem adalah saksi bisu, namun ia tidak hanya diam. Betlehem hidup dalam kenangan yang terus terulang, dalam setiap pertemuan kita, dalam setiap doa yang kita panjatkan. Seperti malam yang penuh sorak riang, seperti bintang yang menghiasi langit malam, kita adalah bagian dari sejarah itu, bagian dari kisah yang tak hanya kita miliki, tetapi juga dunia ini.

Ketika senja hampir tiba, saat kumandang “Mari kita ke Betlehem” terdengar, kita beriringan menuju tempat yang penuh makna ini. Di sini, kita menenun kata-kata yang merayakan kebahagiaan, yang mengungkapkan bahwa kita, dalam perjalanan ini, adalah mereka yang bahagia. Kita saling berbagi, bukan hanya kenangan, tetapi juga sukacita yang kita bawa bersama. Dalam perutusan yang penuh harapan, kita melepaskan segalanya demi sebuah tujuan yang lebih besar, demi kedamaian yang sejati, penyatuan diri yang radikal; tentang kita yang diutus dan Dia yang mengutus.

Betlehem adalah tempat dimana kita merayakan kebersamaan. Di bawah langit yang dipenuhi bintang, kita merasa seolah-olah berada di taman Eden, tempat yang penuh dengan sukacita dan kedamaian. Kita berbagi rasa dalam kado yang tak terukur harganya, namun penuh dengan makna. Kado ini bukan tentang benda, melainkan tentang perjumpaan kita yang membawa kehangatan di hati, yang mengingatkan kita bahwa kita, meski berjalan masing-masing, namun kita semua ada dalam perjalanan yang sama.

Betlehem adalah harapan yang tidak pudar. Ia adalah tempat yang mengingatkan kita akan perjalanan panjang yang kita tempuh, dan tentang rasa syukur yang tak terhingga. Kini, di tengah malam yang penuh cahaya, kita merasakan Betlehem lebih dari sekadar kenangan. Ia adalah sukacita yang nyata, yang hidup dalam diri kita, dalam setiap jejak yang kita tinggalkan, dan dalam setiap doa yang kita panjatkan.

Sungguh, Betlehem adalah kisah kita, dan kisah ini akan terus hidup dalam setiap langkah kita. Sebab, dalam ziarah ini, kita menemukan harapan yang tak pernah pudar, dalam setiap detik waktu yang penuh dengan cinta dan damai. Kita menenun sejarah dari sebuah ziarah itu. Kita adalah para peziarah harapan

Kupang, 7 Januari 2024

-darvis_tarung_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Lorong San Juan

Oa