Postingan

DIA dan Baumata

Gambar
Ketenangan batin dalam hening mengenang engkau bangkit. Senja Golgota yang lalu menusuk nubari yang tajam, dengan cadas kejamnya dunia. Kini di pagi yang bangkit, Surya memberanikan diri tuk terbit, Engkau dan jiwa kembali  Menampakkan tubuh yang pernah jatuh ke dalam derita. Paska dan kisah Minggu dan bangkit Aku dan jiwa  Menemukan ketenangan  Bahagia  Diam bersamamu dalam sunyi dan waktu. Di sini ada jiwa yang bangkit  Di sini ada kebangkitan. Baumata  31/3/24

Aku menjumpaimu

Gambar
Jiwa kembali yang sempat pergi Mengalami gelap liang  telah menembus cahaya di muka kubur. Kafan yang tertinggal  tentang jiwa yang pergi dan kembali.  Aku di malam ini,  dalam serpihan lilin yang pancar menemukan senyum yang baru dan awal. Menjumpai jiwa yang terasa dalam dekapan senyum. Dalam percikan air di malam paska  tentang dia dan jiwa yang baru  Tentang bersamanya dalam setiap dekorasi di sabtu suci. Aku dan jiwa merasakan ada jiwa baru, rasa baru, di malam cahaya  malam percikan air menghapus dosa, Melambung doa antara  Aku dan senyum yang aku jumpai.  Sungguh aku menjumpai dalam serpihan cahaya lilin.  Baumata  Golgota dan cerita 

Doa Sang Pendosa

Gambar
Gelap selalu menyelimuti alamku. Tak satu pun cahaya menerobos dinding sunyi tempat aku merajut hidup. Aku terkurung dalam raga yang terlantar, Jiwa yang jauh dari keabadian cinta. Tentang semuanya akulah saksinya, sebab aku beraksi dalam gelap dan senyap. Berapa lama aku bertekun dalam gelap? Pertanyaan batin menuntut jiwa yang sadar. Sekian lama, sekian terperanjat dalam kata AKU SALAH. Inilah tugasku Menipu diri dengan membalik yang baik menjadi tersakiti. Raga tak dapat menahan agar bersabar, dan kehendak semakin hentak menyerang. Inilah kesaksian tentang aku yang bermain dalam gelap. Tentang semuanya akulah saksinya, sebab aku beraksi dalam gelap dan senyap. Aku sang pendosa bukan pendoa. SAATNYA sudah tiba Kini aku bermenung dengan menenun raga yang bersalah, Membalik yang tersakiti, menyakinkan yang terbaik. Aku hendak membalik raga yang salah, sebab aku salah langkah. Aku bersandar dan sadar Aku telah bersalah dan kini melarat. Seba...

Sang Pemburu Jiwa

Gambar
Aku seorang pemburu jiwa Aku sedang bertarung merebut jiwa yang hendak keseberang. Aku menyaksikan tangisan, ratapan juga rintihan. Aku jatuh pada mereka yang terlanjur dalam siksaan. IA mengutus aku agar semakin banyak dari mereka kembali, sebab aku hadir mencari anak yang hilang. Namun apalah daya Jiwa harus terbelengguh, perihku terima, cambuk harusku hadapi. DAN Aku tidak menangis. Aku tidak gagal. Aku tidak mengalah. Aku tidak berteriak dan lari. Aku tidak marah. HANYA Aku bertahan agar mereka selamat. Aku menghibur para ibu, agar air mata terbendung. Aku berjalan kuat walau jatuh tiga kali agar mereka belajar bagaimana bangkit ketika jatuh. AKU DENGAR Mereka teriak dengan gebiar kata khianat. Mereka teriak; aku sebagai perusak Aku sebagai penghina Aku sebagai pendusta Aku sebagai pengkhianat.   TIDAK!!!!! Aku tidak menjawab atas apa kata mereka Aku tahu percuma saja. Hati mereka telah beku oleh rasa benci, amar...

Ibah Sang Ibu

Gambar
Jiwa menerobos dinding sunyi, menyaksikan sang anak tersayang disakiti. Berapa lama ia menahan sentakan, dalam jiwa yang terbelenggu, terhunus, tertusuk pedang menuju nurani. Raganya tak tahan menahan amarah. Matanya tak mampu membendung air mata kesakitan. Ia terbatah untuk berkata, hanya saja ia harus menyaksikan pengasingan sang anak.   Hati ibah sang ibu menyaksikan perih dan sedih menusuk jiwa yang beraroma rintihan dan tangisan. Sekian lama ia menatap menyaksikan jiwa yang tak berontak. Menahan peri dan sakit melayang di atas batu cadas yang tajam. Setiap cambukan ada jiwa yang merintih, namun tak lari. Jiwa itu tak berontak atau melawan. Sang ibu, pasrah pada keadaan meratapi sang anak yang sedang berjalan menuju tempat tengkorak, sebab di sana jiwa lepas dan pergi. Ibah sang ibu bersaksi atas rasa sakit, menghiasi perjalanan sang anak dari kota ke Golgota, tempat terakhir; jiwa yang pergi. Ibah sang ibu menemani sang anak, m...

Rumitnya Jatuh Cinta

Gambar
  Aku Jeane sedang jatuh dalam bayangan dia yang aku jumpai. Aku tidak tahu kenapa rasa ini secepat ini muncul dan menggentarkan sudut-sudut nadi. Entah kebetulan atau tidak, aku telah jatuh pada rindu bayangannya itu. Aku pikir, aku sedang halusinasi karena banyak tugas kuliah yang memaksa otakku yang kecil ini untuk berpikir. Yahhhhh….ternyata tidak. Aku berpandang mata yang tak berkedip. Pikirku tatapan goda bukan rayu. Tatapan yang membanjirkan darah, menggentarkan jiwa menuju sudut-sudut ruang sunyi. Aku bersama rasa memotret kenangan yang tak terduga itu. Kini lima hari setelah perjumpaan itu. Bayang-bayang mata yang syaduh itu terekam baik dalam memori kecilku. Aku sadar, aku kesulitan nyenyak. Aku sedang bertanding melawan kasur dan bantal peluk disampingku. Entahlah…wajah itu muncul sembari senyum manja. Senyum waktu itu. Aku bersuah dengan keadaan, cerita dan kesempatan. Lagi-lagi perjumpaan lima hari yang lalu tak menghantarku nyenyak malam ini. Tatapan itu menghantu...

Perhentian: Jiwa Yang Pergi

Gambar
Aku menenun kisah baru  bersuah dengan cerita dan waktu. Aku berjalan diiring teriak pilu dan kata-kata memotong jiwa.  Entahlah apa yang terjadi pada ku di waktu ini. Aku di guyur hujan hujatan. Aku di cebur dalam kata-kata pengkhianatan. Apa salahku? Tanyaku pada sunyi yang menempel pada dinding-dinding jejak. Aku dalam perih menahan jiwa yang berontak, bersuah dengan kata-kata khianat dari mulut pembesar. Dia Pilatus tak berkata dan hanya cuci tangan. Herodes mengejar mimpi agar jiwaku pergi. Serdadu dengan sigap meluncur menembus dinding harapan para ibu yang menyaksikan cerita dan waktu. Aku bersuah dengan jiwa yang menangis sebab pilu para ibu yang ibah dengan derita. Aku dan Rasa menyatu, sebabku tahu  dalam hening dan bising, inilah jalan bagiku. Kata-kata tajam menembus nubari yang tak bersalah. Jiwa akan pergi demi misi agar para anak selamat.  Darvis Tarung CMF. SHM, 25/02/24

Perhentian Ke- IV, MAMA

Gambar
Mama Aku tahu mama sedang menangis  Aku tahu mama sedang tidak baik-baik saja  Aku tahu hati mama sedang merintih menuntut kebenaran yang tidak pernah terjawab. Mama Tak dapat ku hitung berapa banyak mama sembayang,  agar tahan di setiap keadaan. Mama sembayang dalam tenang  dan meresap dalam air mata. Mama Kenapa seperti ini di hari ini? Mama pernah sakit agar aku lahir, Kini mama sakit lagi melihat anak mama sengsara di bawah salib. Mama Maafkan aku ma.... Karena aku Hati mama tersobek-sobek Raga mama memikul beban penghinaan  Jiwa mama merintih dalam kesakitan. Kuatkan hatimu ma... Tegarkan ragamu...  Ingatlah ma.... Diujung jalan ini ada kemenangan untuk mama. Jiwa ragaku untukmu mama.... Darvis Tarung CMF  Jalan salib SHM.

Memburu Sekolah Favorit; Fenomena Konservatif

Gambar
   Darvis Tarung Mahasiswa Fakultas Filsafat  UNWIRA Kupang  Filsuf Aristoteles pernah menyebut bahwa pendidikan sebagai bekal terbaik bagi perjalanan hidup manusia di dunia. Saat ini, pendidikan menjadi kebutuhan hidup manusia.  Banyak orang berusaha untuk mengakses dunia pendidikan setinggi mungkin demi mengubah nasib. Banyak orangtua mempersiapkan masa depan anak-anak mereka dengan memikirkan pendidikannya. Pendidikan menjadi prioritas bahkan target yang harus di kejar demi kemapanan hidup. Tidak salah jika Aristoteles menyebut pendidikan sebagi bekal hidup. Mereka yang pernah menjalani pendidikan telah memetik hasilnya. Ada yang sukses, tak jarang ada pula yang tidak -tergantung skill . Tetapi pada umumnya mereka yang menamatkan pendidikan tinggi memiliki kemapanan tertentu. Pendidikan dapat menentukan nasib seseorang. Ada berbagai kenyataan yang mewarnai dunia pendidikan kita saat ini. Surat kabar Kompas edisi Minggu, 4 Februari 2024, memberitakan ten...

ENGKAU DAN AKU DI HARI VALENTINE

Gambar
ENGKAU DAN AKU DI HARI VALENTINE  Oleh: Sr. M. Louisa, PRR  Aku masih di sini  Di sudut sunyi Menanti sebuah kejutan dari-Mu Menanti sapaan Menanti ucapan; selamat hari kasih sayang Dan...  Dalam sunyi itu Aku masih menunggu Dalam tanda tanya aku berdiam Mungkinkah seikat kembang mawar  Atas namamu-Mu dikirimkan kepadaku Ah...  Aku masih menunggu Dari-Mu Sebuah coklat bertuliskan wo ai ni* Ah...  Sepertinya terlalu lama aku menanti-Mu Tapi...  Apakah Engkau akan datang?  Akupun bertanya Aku terdiam sejenak Perlahan mengangkat waja MenatapMu nanar Di sana Engkau...  Air dan darah mengalir Dari lambung-Mu Memancarkan kasih tanpa batas Aku  Kini tak lagi mengharapkan sepucuk surat dari-Mu Aku Kini tak lagi mau setangkai mawar dari-Mu Aku tahu Engkau adalah kasih Tak tergantikan ole apapun Engkau dan aku  Di hari valentine Aku hanya punya sebatang lilin Memancarkan cahaya Di malam kelam Untuk Engkau dan aku Meski aku ...

Refleksi Mencari Pemimpin

Gambar
  Refleksi Mencari Pemimpin Darvis Tarung, CMF Pesta demokrasi (pemilu) merupakan sebuah pesta rakyat yang diadakan setiap lima tahun sekali. Pada momen ini rakya t memilih pemimpinnya dengan harapan penuh bahwa pemimpin yang dipilih dapat membawa suatu perubahan. Tibalah saatnya, pesta yang rakyat yang ditunggu-tunggu itu sudah di depan mata. Tinggal hitung hari pelaksanaan pemungutan suara, para calon sudah memperkuat bentengnya masing-masing. Kampanye yang telah dilakukan selama ini tentunya mempertajam   visi dan misi dari setiap calon. Bukan hanya elit politik yang sibuk memperkenalkan kandidat, masyarakat pun sudah memasang mata untuk membidik sosok yang mampu memimpin bangsa ini di tahun-tahun mendatang.             Tahun 2024 ini merupakan kesempatan bagi bangsa ini untuk memilih pemimpin baru baik di kursi eksekutif atau di kursi legislatif. Tahun 2024 merupakan ...