Doa Sang Pendosa
Gelap selalu menyelimuti
alamku.
Tak satu pun
cahaya menerobos dinding sunyi tempat aku merajut hidup.
Aku terkurung
dalam raga yang terlantar,
Jiwa yang jauh
dari keabadian cinta.
Tentang semuanya
akulah saksinya, sebab aku beraksi dalam gelap dan senyap.
Berapa lama aku
bertekun dalam gelap?
Pertanyaan batin
menuntut jiwa yang sadar.
Sekian lama,
sekian terperanjat dalam kata AKU SALAH.
Inilah tugasku
Menipu diri
dengan membalik yang baik menjadi tersakiti.
Raga tak dapat
menahan agar bersabar,
dan kehendak semakin
hentak menyerang.
Inilah kesaksian
tentang aku yang bermain dalam gelap.
Tentang semuanya
akulah saksinya, sebab aku beraksi dalam gelap dan senyap.
Aku sang pendosa bukan pendoa.
SAATNYA sudah
tiba
Kini aku
bermenung dengan menenun raga yang bersalah,
Membalik yang
tersakiti, menyakinkan yang terbaik.
Aku hendak membalik
raga yang salah, sebab aku salah langkah.
Aku bersandar dan
sadar
Aku telah bersalah
dan kini melarat.
Sebab raga semakin
parah
Jiwa hilang tak
menentu arah.
Kini aku sang
pendosa ingin berdoa
Agar sang pendosa
segera bertobat, membiar raga tak salah langkah.
Biar pekat gelap
sirna,
Dihempas oleh sinar
jiwa yang bersih tanpa noda.
TUHAN
Aku pendosa yang
ingin bertobat
Biar cahaya
membias di sudut-sudut gelap laluku.
Kini aku ingin menjadi
jiwa yang baru
serta
raga yang berharap
Sang pendosa menjadi
Pendoa.
Darvis Tarung
Kupang, 24 Maret 2024
(sebuah kisah dalam sharing ketika seorang yang merasa dirinya berdosa namun ada harapan yang sedang ia gaungkan. Sebuah sharing singkat yang membuat saya terinspirasi untuk menulis ini. Ia adalah pribadi yang rendah hati dengan jiwa selalu sandar akan Allah. Dengan kerendahan hati, ia menyadari bahwa "aku orang berdosa namun Allah tidak memperhatikan dosaku")
Komentar