Perhentian: Jiwa Yang Pergi

Aku menenun kisah baru 
bersuah dengan cerita dan waktu.
Aku berjalan diiring teriak pilu dan
kata-kata memotong jiwa. 
Entahlah apa yang terjadi pada ku di waktu ini.
Aku di guyur hujan hujatan.
Aku di cebur dalam kata-kata pengkhianatan.

Apa salahku?
Tanyaku pada sunyi yang menempel pada dinding-dinding jejak.
Aku dalam perih menahan jiwa yang berontak,
bersuah dengan kata-kata khianat dari mulut pembesar.

Dia Pilatus tak berkata dan hanya cuci tangan.
Herodes mengejar mimpi agar jiwaku pergi.
Serdadu dengan sigap meluncur menembus dinding harapan para ibu yang menyaksikan cerita dan waktu.
Aku bersuah dengan jiwa yang menangis
sebab pilu para ibu yang ibah dengan derita.
Aku dan Rasa menyatu, sebabku tahu 
dalam hening dan bising, inilah jalan bagiku.
Kata-kata tajam menembus nubari yang tak bersalah.
Jiwa akan pergi demi misi
agar para anak selamat. 

Darvis Tarung CMF.
SHM, 25/02/24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Lorong San Juan

Oa