Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

Para Pencuri Senja

Gambar
Ku mulai gores dalam selembar cerita, Akan kehadiran dan juga suah dalam waktu. Kini cerita belum lepas dalam rayuan senja, Hanya gonjang-ganjing batin  bahas apa kata mereka. Aku dan kami sudah kenal, siapa mereka yang terjebak oleh panggung yang tak terjawab.  Namun kini telah usang dan kembali ungkit dalam detak-detik saat senja pamit. Bukan itu masalahnya. Kini soal kita disini, Dan tentang kita yang pernah ada di pekan itu. Aku bersamamu juga kita, Memulai hari ini untuk sebuah hari di suatu kalender nanti. Kini bersamamu dan mereka,  kita sedang bersuah, dalam nada dan kata, Seperti apa kita kemarin.  Kata Blesss, akan ku sampaikan tentang jiwa yang telah lama menanti kini kembali. Kembali pada surya yang pamit, Kini kita pamit dalam kata bukan dalam rasa. Kini kita mengawali yang baru, jiwa dan rasa yang baru untuk suatu hari pada sebuah kalender nanti.  Kini polesan cerita kita, di tenun dalam senja yang pamit ke pertiwi. Sebab kita adalah para pencuri s...

Doa Sang Mantan

Gambar
Pagi itu, lonceng Kapela begitu nyaring membangunkan semesta biara. Dalam kunang-kunang aku menelusur pelan kacamata yang ku letak diatas meja samping tempat pembaringan. Aku membereskan kain pembungkus tubuh yang sedang beradu saing dengan dinginnya bukit biara. Aku pelan-pelan menegok jam dinding yang ku pasang samping Salib Yesus sebelah kanan meja belajarku. Pukul 4.30. Yahhh waktunya harus bergegas. Bertarung dengan hangat di setiap fajar adalah hal yang selalu aku jumpai setiap hari. Tapi hari ini suasana berbeda. Oh yah… Hari ini hari Minggu. Aku teringat akan pesan dari suster kepala tadi malam agar aku bisa bantu pelayanan di kapela yang jauh dari biara. Aku belum pernah ketempat itu. Aku baru saja pindah dari komunitas lamaku dan kini aku ditugaskan di tempat ini. Ahhh ini pengalaman ku. Tapi… bagaimana aku tahu tempat itu? Aku kan orang baru disini?  Sejenak aku berpikir, tiba-tiba aku mendapat telpon. "Suster nanti ada yang datang jemput", kata Suster ...

Aku adalah yang Aku

Gambar
By: Sr. Endang, CIJ. Di awal yang kabur, dalam langkahku yang ragu, Aku melangkah dengan mencari jalan yang benar. Panggilan hati itu menggoda, memanggilku dengan lembut, Aku meraba-raba, mencoba mengerti arti sejati. Dalam gelapnya malam, dalam keheningan hati, Aku bertanya pada bintang-bintang, mencari jawaban. Siapakah aku di dalam alam yang luas ini? Di mana aku berasal dan ke mana arahku? Tetapi di balik awan yang menyelimuti langit, Tersembunyi sebuah kebenaran yang menggema. Panggilan itu menjawab dalam suara yang lembut,   "Aku adalah yang Aku", kata Sang Pencipta. Dalam perjalanan hidupku, aku temukan jalan melalui lembah yang dalam dan puncak yang tinggi. Dalam setiap langkah, aku merasakan kehadiran-Mu, Menuntunku dengan penuh kasih, juga menyentuh hatiku dengan lembut. Di saat kesejukan menghampiri, dalam badai dan kemenangan, Aku merasakan hadirat-Mu yang menguatkan. Setiap detik adalah anugerah, setiap napas adalah rahmat, Ak...

Sang Pengabdi

Gambar
Di sini dan kini Kumulai kisah dalam tenang. Aku sang penenun Merajut setiap kisah dan peristiwa. Lagu sang Pengabdi mengumandang di bumi Kolhua, Tentang kehadiran dan raga yang merasakan Aku ada disini. Aku bersama kisah menjelajahi setiap jiwa yang telah yang telah dibalut putih nan mengilap di bayang-bayang senja. Sore itu, aku bersama sang berjubah melintasi banyak jiwa yang menyaksikan Sang Pengabdi. Sore hingga gelap bertabur cahaya lilin kecil yang bersaing dengan angin di bukit Kolhua. Aku bersama Para Pengabdi menyisihkan detak-detak jiwa Aku disini dan kini, menembus batas. Bahagia rasanya bersama jiwa yang gema  Melantangkan tawa bahagia dalam jalan ini. Kini aku bersama Sang Pengabdi  Menenun kisah dan cerita. Paroki St. Fransiskus Asisi  Kolhua, BTN-KUPANG  Expo Panggilan 2024

Jiwa Yang Mendekap

Gambar
Sekian cerita dan kisah  Petualangan sang anak untuk sebuah jawaban. Kini ia menekuni jalan yang ia pilih sejak awal. Tak ada keraguan untuk sebuah keputusan, Karena ia yakin  Di jalan ini ada raga yang sigap  Jiwa yang berharap  Dan kepastian diakhirat. Kini ia berjalan dalam nada-nada penantian  Menjemput jiwa-jiwa yang harus ia dekap. Kini ia berjalan bak malaikat mengunjungi Maria pada kabar baik itu, Ia mengunjungi hati yang menanti dan berharap.   Selamat untukmu semua yang terpanggil khusus dalam jalan khusus ini. Kolhua, Expo Panggilan 2024 Paroki St. Fransiskus Asisi-BTN-KUPANG. 

Tukar cincin dengan Tuhan

Gambar
  Mendung di teduh Nunuh Amasat, mengundang rindu entah rindu apa dan kepada siapa, hanya saja tak pernah terungkap oleh kata hanya diam oleh rasa. Aku dalam simponi bersama jiwa menyaksikan seni tentang agungan alam yang terbentang nan menghalau mata tuk mencuri seni. Aku dan jiwa yang kerap memaksa, nyatanya rasa tak dapat memberi kata. Tentang Amasat, yang diagungkan oleh dingin dan sejuk, memaksa jiwa menahan untuk sejenak dalam kata-kata “aku disini”. Tentang Amasat dalam rasa aku pernah hadir merasakan kehangatan di tengah dingin yang memporak-porandakan jiwa dan tubuh. Aku hanya memahami, tentang Amasat yang pernah meninggalkan rindu. Tersimpan cerita yang pernah di morat-marit menghias jiwa yang berharap. Amasat tempat para pemburu jiwa di tempah, Amasat telah meninggalkan cinta yang membekas tentang ziarah sang anak. Ada bahasa sunyi yang ku dengar, tentang cicin yang di tukar. Sempat ku bertanya; kepada siapa? Nunuh Amasat men...

Ruang Rindu, Menarik Mimpi

Gambar
Embun pagi menetes dengan indah. Dihiasi dekor seberkas fajar menembus sudut-sudut sunyi. Membongkar gelap dan sunyi malam yang lalu. Kini, terdengar kicauan pipit mendadak ramai, beradu saing dengan sang jantan yang menjadi alarm alam penanda fajar mulai nampak. Jiwa yang setengah lelah pelan-pelan beranjak sadar, dengan mata kunang sehabis mimpi dalam hening, jelajah jauh kemari. Berkas cahaya yang datang melalui cela-cela jendela menghangatkan badan sedang damai dengan mimpi. Aku sadar dan bangun. Aku Jayla. Sedang beranjak rutinitas sebagai mahasiswi di kota karang. Di sini tempat aku menaruh nasib, dengan segenap harapan untuk kemudian hari aku nikmati. Sebuah jalan yang panjang nan kelok harus aku tempuh. Ini sebuah pilihan yang harus aku lalui. Entah kenapa pagi ini lelah sekali rasanya tuk bergegas ke kamar mandi untuk persiapkan diri sebagaimana biasanya. Aku melongoh dalam tatapan lelah pada dinding kamar kecilku. Yahhh aku lelah sehabis PKL di desa yang jauh dari kota....