Doa Sang Mantan
Bertarung dengan hangat di setiap fajar adalah hal yang selalu aku jumpai setiap hari. Tapi hari ini suasana berbeda. Oh yah… Hari ini hari Minggu. Aku teringat akan pesan dari suster kepala tadi malam agar aku bisa bantu pelayanan di kapela yang jauh dari biara. Aku belum pernah ketempat itu. Aku baru saja pindah dari komunitas lamaku dan kini aku ditugaskan di tempat ini. Ahhh ini pengalaman ku. Tapi… bagaimana aku tahu tempat itu? Aku kan orang baru disini?
Sejenak aku berpikir, tiba-tiba aku mendapat telpon. "Suster nanti ada yang datang jemput", kata Suster Kepala singkat. Ok baiklah kataku. Sekitar tiga puluh menit jemputan datang. Aku kesana dengan penuh sukacita. Ini pengalaman baru bagiku.
***
Tidak berapa lama tibalah aku di tempat itu. Aku diterima dengan senyuman dari setiap umat yang siap mengikuti misa. Tak lama berselang Romo yang hendak memimpin misa juga datang. Misa mulai pukul delapan pagi. Setelah misa aku melakukan kegiatan bersama anak-anak sekami dan mereka sangat antusias mengikuti kegiatan itu. Inilah pengalaman pertamaku berada di tempat ini. Ada wajah sukacita dalam perjumpaan itu. Sebelum aku pulang ke Biara, aku membagikan sebuah gambar kudus kepada masing-masing anak itu. Aku bahagia menyaksikan jiwa dalam raga yang tersenyum dan bahagia………..
***
“Suster kita mendapat surat undangan untuk mengikuti Expo Panggilan di Paroki tetangga. Saya minta suster yang mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan itu”, kata Suster Kepala memberi perintah. Aku pun menyetujui permintaan suster kepala dan bagaimana pun aku tidak bisa menolaknya. Aku telah ikrar janji untuk taat. Aku meminta teman-teman suster bersama para postulant untuk mempersiapkan kegiatan ini dengan baik.
Tibalah waktu untuk kegiatan. Aku pergi bersama para suster yang lain dengan mempersiapkan segala hal yang perlu. Disini dan kini aku jumpa mereka semua yang sejalan denganku, menapaki jalan khusus ini. Suatu kebanggaan bagiku, aku menjumpai teman-teman yang sama-sama berjubah, dan mereka turut ambil bagian dalam acara expo panggilan ini.
***
“Suster juga ikut kegiatan ini?” Suara yang datang dari belakangku dan tidak asing. Aku menoleh kearahnya dari mana suara itu berasal. "He.... kamu. Kamu ada di sini?" kataku kaget. "Ia suster aku juga ikut kegiatan ini", jawabnya singkat. Aku tak habis pikir kenapa dia juga ikut. Dan…..harus berjumpa dengan aku disini. Aku mengenalnya. Sudah sepuluh tahun tidak ada kabar. Dia??? Yah…Dia…JACK.
Aku dan Jack pernah satu sekolah. Dia adalah laki-laki yang diperebut oleh para Hawa waktu SMA, termasuk aku. Dia pintar dan tubuh kekar..dan pokoknya idaman para siswi waktu itu. Entah kenapa akulah pemenang dari semua Hawa yang ikut bersaing mencuri perhatian Jack. Aku mengenalnya baik. Bagiku Jack adalah sandaran jiwa dikalah aku lelah dan layu. Ia adalah jiwa yang pernah memberi nyaman.
Semuanya hilang semenjak aku masuk biara sepuluh tahun yang lalu. Sejak saat itu tidak ada kabar antara Jack dan aku.
***
"Kok kamu ada disini? Ini kan kegiatannya para Frater dan suster?" Tanya ku heran akan keberadaan Jack di tempat ini.
"Yahh aku juga terlibat di tempat ini", Jawab Jack.
Maksudnya?
“Semenjak kamu pamit sepuluh tahun yang lalu, aku iklas dengan keputusanmu. Memang kenyataannya agak pahit, semuanya kuterima untuk sebuah kebahagiaan. Kita tanpa kata kabar dan kata pisah. Aku tekun dalam doa mendukung ziarahmu. Doa yang kulantun setiap waktu terjawab, dan kini engkau sudah kerudung putih. Kelihatannya engkau bahagia tak terkira.
Justru dengan kepergianmu waktu itu, aku tekun bersujud, memohon kesembuhan hati yang pernah di gores oleh luka akan kepergian. Aku sendiri tanpa suaramu yang pernah manja dalam hidupku.
Sekian lama aku bertekun. Aku diajak oleh teman-teman Orang Muda Katolik di Parokiku untuk mengikuti ret-ret di sebuah biara frater. Disana aku menemukan ketenangan dan bahagia dalam sunyi. Lalu aku bertanya, inikah kebahagiaan sejati? Inikah arti sebuah hidup? Aku nyaman dan tak ingin pulang. Hati kecilku berkata; Apa gunanya seseorang memiliki segalanya namun kehilangan segalanya?
Aku merenung dan kini aku menemukan jawaban hidupku. Aku menemukan cara hidup yang lain untuk bahagia. Aku tertarik untuk melangkahkan kaki di jalan ini. Aku memulai langkahku dan masuk dalam ritme hidup ini. Kini aku seorang Frater dan kini selangkah lagi aku akan tahbis. Mohon doamu untuk ziarahku….dan kita bahagia dengan ziarah kita”. Kata Jack.
Tak terasa air mata membasahi pipiku. Aku bahagia semua kisah ini. Tak aku sangka, aku dan Jack sudah sama-sama berjubah putih.
Akhir perjumpaan itu, Jack menitip sepenggal kata untukku.
“suster mari kita sama-sama berdoa dan kita hendaknya doa sama-sama, selamat menjalani tugas kita masing-masing.
-darvis_tarung-
Kupang, 27 April 2024.
Komentar