Boleh Mencintai Namun Tak Memiliki

Boleh Mencintai Namun Tak Memiliki Darvis Tarung Kurebahkan tubuhku diatas ranjang tua. Pikiranku terus melayang sesekali mendarat di negeri Thansan. Arti sebuah kerinduan menuntut untuk terus memikir. Dipojok ruang kecil ini seberkas memori lama terpampang rapi tentang kebersamaan. Yahhhh… dua tahun lalu telah mengukir kisah dalam sebuah potret di ujung bersama. “Tio….Tio….bangun nak…sarapan ibu sudah siap” teriak ibu dari ruang makan. Hujan fajar di Sabtu Desember memaksaku untuk tetap dibalik selimut. Tak ingin bangun adalah pilihan. Teriakan ibu tak kuhiraukan. Dingin di fajar itu membuatku terlarut dalam lamunan dan sekali lagi tentang si dia yang pernah mengukir kisah. “Kringg…kringg..” bell datang dari pintu depan, pertanda ada tamu. “Alfian… tolong bukain pintu depan…itu ada tamu” teriak ibu memanggil adikku. Akupun bangun dari kemalasanku dan beranjak mengintip dari cela jendela kamarku. Persis kamarku dekat pintu. Tubuh seksi, rambut panjang, celana pa...