Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Dari Sukacita Paska ke Sunyi Kehilangan

Gambar
Desas-desus kebangkitan-Nya tak lagi bisu—telah menyebar ke empat penjuru bumi. "Alleluya!" bergema dari hati yang pernah meragu, kini berseru dalam yakin yang menyala. Dia yang dicerca, dilukai, disangkal—telah bangkit dalam cahaya kekekalan, menyatakan dengan megah: Dia sungguh Allah. Dan kami, anak-anak Timor, menyambutnya dengan palate , suara riang yang merobek keheningan duka Jumat Agung. Sebab di Minggu yang pagi, di tengah cahaya yang baru, Dia yang dahulu di salib bagai penjahat, kini menampakkan wajah-Nya dalam kemuliaan. Sukacita menyelimuti, dan palate kami menjadi nyanyian jiwa— bergema dari pelosok hati hingga langit-langit waktu. Namun, pagi ini—Senin Paska Kedua— ketika sukacita paska masih hangat di dada, ketika palate belum lelah bersuara, sebuah kabar datang merobek hening: engkau telah pergi. Dunia terasa berhenti. Langit tak berwarna. Udara kehilangan napasnya. Kami menangis, bukan sekadar kehilangan, tapi karena dunia telah kehi...

Gang Dolorosa

Gambar
Terik panas bumi menghanguskan segala perjuangan batin. Dalam deru kaki kuda yang mengoncang kota tua yang tak terawat, terdengar desas-desus masa lalu yang merobek keheningan. Sepatu para hansip dari desa melangkah cepat menembus jalan berdebu, meninggalkan jejak yang hanya berupa debu yang mengusik, seakan tak bersalah. Waktu terus melangkah, jejaknya hampir tenggelam menuju peraduan senja, seiring pemuda dari desa itu digiring menuju kota yang katanya sumber keadilan. Benarkah demikian? Di sudut sana, di gang Dolorosa, seorang ibu berpakaian lusuh menatap dunia yang penuh hiruk-pikuk, seolah tak terkendali. Suara masa kini semakin bergema, menjalar hingga pelosok negeri, tetapi ia hanya bisa terdiam, tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Di sampingnya, seorang gadis muda, yang memesona mata, namun seketika hilang dari pandangan, terhapus oleh debu tangisan batin. Mereka terus berjalan meski lambat, menapaki jejak-jejak yang hampir terlupakan. Detak waktu terasa mencekam. Suasan...

Rosa Mistika Punya Cerita

Gambar
  Umat KUB Sta. Maria Rosa Mistika Hujan di bulan Maret jatuh perlahan, membasahi tanah yang telah lama merindu. Namun, meskipun rintik hujan mengguyur dengan setia, ia tak pernah mampu menghapus semangat mereka yang ingin jumpa. Dengan langkah yang penuh makna, mereka berkumpul dalam keheningan waktu, mengikat kisah dan cerita yang terjalin dalam benang iman. Bulan ini, bulan yang penuh berkah, mereka menyebutnya sebagai bulan Aksi Puasa Pembangunan. Di bulan yang penuh makna ini, mereka bersama-sama memaknai perjalanan panjang mereka, merajut kenangan di tengah hujan dan harapan yang tak pernah padam. Mereka, para peziarah, berjalan dengan hati yang terbuka, melangkah bersama menapaki jalan yang penuh rahasia. Dalam setiap pertemuan, mereka tidak sekadar hadir secara fisik, tetapi hadir dalam jiwa yang menyatu dalam ikatan kasih dan perhatian. Mereka yang datang membawa kisah, berbagi cerita, dan saling meneguhkan dalam perjalanan iman. Di Rosa Mistika, tempat yang telah menj...