HILANG

 

Fajar itu mengundang sepi

Pipit tak lagi sumbang sopran

Suara menghilang, terserap waktu

Seperti sejuk yang pergi setelah bumi tandus tak hijau.

Fajar telah mengubah

Kembali pipit tak lagi bersuara.

Tak ada dahan tempat pijak bagi pipit munggil.

Merah panas bumi tandus

Entah kemana angsono pergi.

Mentari terus asah

Tajam menyusup

Tak satupun dapat menahan.

Kembali pipit tak tampil muka.

Pergi entah menetap dimana.

Merah panas bumi tandus

Kemanakah rimbun pergi?

Dimana angin yang dulu berbisik?

Pipit tak mengundang siul

Dengan riuh teriak tak beraturan.

Jiwa-jiwa merintih

Dunia terasing

Malam semakin larut

Tak ada suara sorak ria di sini


(Fr. Darvis Tarung, CMF)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Lorong San Juan

Oa