Tari Asa dan Dinding Batin

By; Yuki Levinda 

Di relung hati, penari mimpi berdansa,
Cinta terlarang, purnama tak bersahabat,
Seakan tembok menjulang, memisahkan ruang,
Dua jiwa saling pandang, namun tak bisa bersatu.

Cinta memburu, di taman rahasia,
Ia mencintai yang tak bisa menjadi miliknya,
Sejuta kata terkunci dalam bisikan malam,
Namun dinding tak terlihat memisahkan ruang dan waktu.

Mereka bersatu dalam khayal, terbelenggu mimpi,
Kasih membara di tepi jurang tak tergapai,
Namun kenyataan membangun tembok tinggi,
Dihiasi rindu yang tak bisa dipeluk.

Hati terbelah, seolah terluka oleh rahasia,
Namun cinta mengalir dalam air mata diam,
Dia menyerah, merelakan bunga cinta layu,
Namun tembok tetap tegar, menyimpan cerita.

Pasangan tak mau menyerah pada keterpisahan,
Dia memilih menyatu, merobohkan tembok tinggi,
Namun cinta tak terhenti pada pagar beton,
Sebuah kisah tanpa akhir di antara dunia dan angkasa.

Beban hati terus berdetak, menghiasi kesunyian,
Seolah menelanjangi rahasia yang terlupakan,
Dia mencintai, tetapi rasa bersalah terbentang,
Ia menolak cinta, namun rindu tetap menjalar.

Puisi ini menari di antara cinta dan keterpisahan,
Abstrak, tanpa menghakimi jalan hati yang berliku,
Dua insan saling mencintai, namun terkurung,
Dalam ruang batin, tarian rasa mengalir menghanyutkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Lorong San Juan

Oa