Dilema Cinta
By. Fr. Bernard My |
Aku tahu aku tidak bisa memilih kedua hal itu, aku harus memutuskan antara
cinta dan keinginan. Aku merenung dan memutar otakku, tetapi tetap saja tidak
menemukan solusinya. Aku terjebak dalam kebingungan dan ketidakpastian.
Tiba-tiba, sebuah angin kencang menerpa wajahku. Aku merasa sedikit terusik
namun tetap terdiam di tempat. Kemudian, dengan tiba-tiba, sebuah bayangan
muncul di hadapanku. Bayangan yang menenangkan dan membebaskan. Itu adalah dia,
cinta sejatiku.
Dia duduk di sampingku, menggenggam tanganku dengan erat. Dia menatap
mataku dengan lembut, dan berkata "Aku tahu kamu sedang kesulitan dalam
memilih antara aku dan keinginanmu. Tapi aku ingin kamu tahu, aku selalu berada
di sini untukmu. Aku akan selalu mencintaimu tanpa syarat dan mendukungmu dalam
setiap pilihanmu."
Mendengar kata-kata itu, hatiku merasa seperti terangkat dari beban yang
berat. Aku merasa lega dan bahagia. Aku tahu aku memilih dengan tepat, aku
memilih dia, cinta sejatiku. Dan bersama dia, aku merasa semua pilihan yang
lain menjadi tidak penting lagi.
Di hadapanku, laut yang tenang menjadi semakin indah. Aku merasakan
kebahagiaan yang tulus di dalam hatiku. Dan aku tahu, bahkan jika hidup ini
membawaku pada rintangan dan kesulitan, aku tahu aku akan selalu memilih dia,
cinta sejatiku. Karena cinta itu tak akan pernah salah dalam setiap pilihan.
Aku dan dia
menghabiskan malam di pinggir pantai itu. Kami saling bertukar cerita dan
bercanda di bawah bintang-bintang yang bersinar terang. Aku merasa bahagia dan
lega karena akhirnya menemukan jawaban dari kebingungan dan ketidakpastian yang
selama ini menghantuiku.
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk mengejar ambisi besar yang ada dalam
diriku. Aku tahu, dengan keputusan itu, aku mungkin akan kehilangan beberapa
hal yang penting dalam hidupku, tetapi aku juga yakin bahwa aku akan
mendapatkan pengalaman dan kebahagiaan yang lebih besar. Aku dan dia menjalani
hubungan jarak jauh. Kami tetap berhubungan dan saling mendukung satu sama lain
meskipun terpisah oleh jarak yang jauh. Aku selalu mengirimkan kabar dan foto
tentang perkembangan kehidupanku, dan dia selalu merespons dengan dukungan dan
cinta yang tulus.
Setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya aku mencapai tujuanku. Aku meraih
kesuksesan dan mencapai ambisiku. Namun, di balik kebahagiaan itu, ada satu hal
yang selalu kusadari, bahwa aku selalu merindukan kehadiran dia, cinta
sejatiku.
Aku merindukan senyumnya, pelukannya, dan tatapannya yang lembut. Aku
menyadari, meskipun aku telah mencapai ambisi dan tujuanku, tetapi hidupku
tidak lengkap tanpa dia. Dia adalah bagian yang selalu ada di hatiku, dan tidak
pernah bisa tergantikan oleh apa pun. Saat aku kembali ke kampung halamanku,
aku segera menghubungi dia. Kami bertemu di pantai tempat kami dulu
menghabiskan malam bersama. Dan di sana, aku mengungkapkan perasaanku yang
sebenarnya.
"Aku menyadari, cinta sejatiku, bahwa hidupku tidak lengkap tanpamu.
Meskipun aku telah mencapai impianku, tetapi aku merindukan kehadiranmu, peluk
dan ciumanmu yang lembut. Aku memilihmu, kembali dan selalu bersama kita
membangun masa depan yang lebih indah," ucapku pada dia.
Dia tersenyum bahagia dan memelukku erat. Dan di sana, aku merasa hidupku
telah lengkap. Aku tahu, bahwa aku telah menemukan cinta sejatiku, dan bersama
dia, aku akan melangkah ke depan dengan lebih tegar dan percaya diri. Karena,
cinta itu memang selalu tepat dalam setiap pilihannya.
Cinta memang bisa menjadi sebuah kisah yang indah, tetapi kadang-kadang juga membawa pilihan sulit yang harus diambil. Namun, dengan kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri, cinta yang sejati akan selalu menuntun kita pada pilihan yang tepat. Maka, biarkanlah kisah cinta yang terjebak di antara dua pilihan menjadi sebuah pengalaman yang berharga, dan memperkuat rasa percaya pada diri sendiri dan cinta yang selalu hadir dalam hidup kita.
Komentar