dari Enu untuk Nana
dari
Enu untuk Nana
darvis_tarung
Nostalgia Rindu, Agustus 23
Teruntuk Nara Jack.
di
Ruang Rindu.
Nana…
Sekian
cerita pernah kita gores dalam dalam perasaan momang. Pengalaman indah yang
nana ukir di ruang hatinya enu dalam membekas. Nana pernah menyimpan kisah yang
mendalam bersama enu dan enu sendiri merasakan momang yang sangat mengesankan
itu. Ada bersama nana seperti cerita senja yang tak pernah hilang dari bayangan
enu. Pernah nana mengungkapkan kisah momang dengan enu dan enu sendiri tenggelam
dalam lautan momang dari nana. Nana pernah berjanji untuk tidak meninggalkan
enu dalam situasi apapun entah terik kota karang menghanguskan jejak-jejak
cerita momang dari nana. Nana selalu membuat hati enu selalu tertawa walaupun
enu sering dalam tengelam rindu yang berat. Wajah nana tergiang dalam ingatan enu
dan tak pernah pudar dihapus kisah harian enu dan pudar dalam senja rindu.
Semua cerita dan kenangan itu sangatlah indah bersama nana. Namun……..cerita itu
hilang semenjak sejarah dan langkah kaki enu beda arah dengan nana. Enu memilih
jalan yang nana belum tahu kemana dan dimana. Hilang kabar setelah perjumpaan
kita di Gereja tua awal dari langkah enu untuk melangkah lebih dalam dari
sebuah ziarah. Nana pada kesempatan ini, enu menulis sepengal kisah maaf untuk
nana karena enu pergi tanpa kabar. Momang dari nana untuk enu sungguh tiada
bandingnya. Enu ingat baik, ketika nana pegang erat tangan enu, darah yang
mengalir ditubuh enu tak terbendung dasyat kencangnya di waktu itu.
Nana…..
Kenangan
itu sepertinya harus ditelan senja di petang lalu. Di Gereja tua itu enu
menemukan cerita baru dan rasa baru. Sempat enu berjumpah dengan kaka
berkerudung putih bak malaikat menawan jatuh ke bumi. Basa-basi cerita
kehidupan wanita berkerudung putih itu mengundang minat dan rasa tarik bagi
enu. Selang berapa waktu lamanya, enu merenung dalam kesunyian dan disana enu
bergulat dalam rasa Ya atau tidak untuk menjawab dari sebuah panggilan. Ketika
enu pergi kerumah wanita berkerudung itu, enu terpesona serasa menikmati surga
yang mendarat di bumi. Enu kagum. Hening. Bersih. Suara merdu dalam syukur.
Bersorak memuliakan Pencipta dengan alunan gitar. Enu diam tanpa bahasa.
Sembari menikmati dan berusaha merenung sejauh mungkin.
Nana
maafkan enu….
Setelah sekian lama dalam merenung, akhirnya enu berani menjawab ya atas panggilan itu. setelah sekian lama dan sejak dari itu, enu tidak pernah kabar dengan nana dan enu tidak tahu bagaimana kabar dan situasi nana sekarang. Nana dalam keheningan tempat ini saya selalu mendoakan nana agar ada enu yang lain menggantikan saya untuk mengukir kisah bersama nana. Nana maafkan weta-mu, semoga kita bahagia dengan jalan hidup yang kita jalani saat ini. Weta-mu, Rena.
Entah apa yang dirasakan oleh Jack ketika menerima surat dari kekasihnya Rena yang telah lama hilang kabar. Cerita cinta yang dibangun selama tiga tahun serasa runtuh seperti jembatan dihanyut oleh sungai, dan menara di goncang oleh Seroja. Cerita mengesankan hati terpaksa harus ditinggalkan dan dihapuskan dari ruang ingatan lantaran si momang harus memilih jalan lain. Rena pergi menjawab jalan khusus tanpa sepengetahuan Jack kekasihnya. Bagi Jack, Rena pernah mengukir senyum di fajar minggu dan di kenang dalam senja rindu. Keiklasan hati Jack walaupun ditengah pahit pergi tanpa pamit, pisah tanpa kenal ia harus kemana untuk dicari. Sepenggal kata dari Rena menjawab pencarian Jack yang walaupun ia tak harus memeluknya lagi seperti di senja itu. kata-kata keiklasan Jack terlihat ketika ia menyaksikan sang mantan kekasih memakai kerudung putih semerbak malaikat putih yang tersenyum digapura surga.” Ia telah menjadi milik Kristus dan dipeluk olehNya, aku pun bahagia ketika enu bahagia bersama DIA”. Ungkap Jack dalam hati saat menyaksikan Rena mengenakan pakayan biara dengan kerudung putih tanpa noda.
Keterangan.
Enu
= sebutan untuk perempuan.
Nana
= sebutan untuk laki-laki.
Momang=
cinta, sayang.
Nara= saudara.
Weta-mu=
saudarimu.
Komentar