Guru; Penggerak, Siswa; Tergerak.

 Guru; Penggerak, Siswa; Tergerak.

Gerakkan guru untuk memajukan murid
Nilai kreatifitas adalah sarana


Oleh

Darvis Tarung


Salah satu kebutuhan manusia adalah berkesempatan untuk mengenyam pendidikan. Bukan hanya sekedar kebutuhan belaka tetapi juga merupakan suatu hak yang mesti terpenuhi dan dituntut. Pengalaman akan pergulatan dunia pendidikan tentu setiap orang berbeda-beda. Namun ditengah perbedaan itu muncul kesamaan tujuan dari pendidikan itu sendiri. menjadi manusia yang berkualitas adalah tujuan yang hakiki. Tujuan yang hakiki ini akan dapat dilihat dalam tindakan implementasi pendidikan itu sendiri- ilmu yang diperoleh mampu menjawabi hidup harian. 

Dalam pendidikan itu sangat nampak dilihat bahwa ada perubahan atau transformasi dalam diri seseorang, baik transformasi berkaitan ilmu pengatahuan, karakter dan sebagainya. Tentu semua hal ini menjamin dalam pembentukan manusia yang berkualitas. Semua manusia yang pernah bergulat dalam dunia pendidikan adalah pribadi yang berkualitas. Namun satu tantangan yang paling dirasakan saat ini adalah bagaimana seorang terdidik itu mampu menerapkan pengetahuan yang dia miliki dalam tindakan hariannya-perkataan, perbuatan serta karakternya yang menjamin bahwa dia adalah seorang yang terdidik. Namun bukan itu yang menjadi konsen dalam tulisan ini.

Satu tema yang bagi saya menarik adalah gerakan-gerakan sekarang yang terjadi dalam institusi pendidikan kita tentang sekolah penggerak. Sekolah penggerak bukan sesuatu hal yang baru sebenarnya karena sejak awalnya semua sekolah-instansi- telah menampilkan dirinya sebagai sekolah penggerak. Bukti nyata dari sekolah penggerak ini adalah lahirnya para manusia yang berkualitas. Sekolah penggerak adalah model yang berkelanjutan sampai saat ini karena sebelumnya telah bergerak.

Melanjutkan Citranya Sebagai Sang Penggerak

  SMAN 3 BORONG merupakan salah satu sekolah dari sekian banyak sekolah yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai sekolah penggerak. Lembaga ini menampilkan diri sebagai “penggerak”. Sebetulnya ini hanya sebuah lebel baru yang tempel dalam wajah lembaga ini. Mengapa? Bagi penulis lebel ini hanya mengafirmasi keberadaannya. Suatu kenyataan bahwa lembaga ini telah menampilkan dirinya sebagai penggerak sejak awal. Sekali lagi lebel sekolah penggerak hanya mempertegas apa yang telah dibuat sebelumnya.

SMAN 3 BORONG telah mengukir sejarahnya tersendiri. Dalam gerakannya, lembaga ini tidak hanya menjadi sekolah yang mengasuh anak didik dari sisi intelektual saja tetapi terjun dalam praktik lapangan. Tentu sampai disini kita menghadirkan pertanyaan demikian, bukankah ini adalah tujuan sekolah pada umumnya? Memang benar bahwa sekolah-sekolah menampilkan hal yang sama tetapi SMAN 3 BORONG coba menampilkan sisi lain dalam gerakannya. Kadang kala kita bingung dengan apa yang terjadi di sekolah ini dengan gerakan sekolah ala kejuruan, sewaktu-waktu menjadi relawan sosial, dilain waktu pergerakannya dalam dunia seni. Namun semua ini merupakan salah satu langkah kreatif, inovatif dan berdaya saing ditengah jaman yang semakin kesini. Tentu sebuah apresiasi dengan langkah lembaga ini dalam proses perkembangannya sebagai lembaga pendidikan. Lebih dari itu pengaruh perubahan generasi yang semakin milenial akan berdampak pada proses pembangunan “kemanusiaan” di negeri ini. Maka perlu pendekatan yang mesra dengan  situasi “kemilenialan” saat ini.

“Betapa tidak desakan MILENIAL telah  memipihan gelembung keapikan dunia pendidikan untuk bertajuk bersama waktu dengan tuntutan global dalam gugatan MENDESAK. kemendesakan ini ditanggapi oleh pemerintah melalui rekan kerjanya di civitas SMAN 3 BORONG. Sukma pendidikan yang bertindih tepat pada usaha memanusiakan manusia diterjemahkan dengan mengedepankan berbagai kebutuhan mendasar yang menunjang pembentukan karakter manusia yang pintar(bukan untuk memintari orang lain) dan cerdas( bukan untuk menjadi serigala berbulu domba). Penyediaan sarana penunjang menjadi kata kunci untuk membuka kerudung cakrawala kaum MILENIAL demi mengiringi langkah sambari tersenyum merasakan gelora dunia milenial dalam panggung pendidikan. SMAN 3 BORONG yang strategis membuka peluang akan terbongkarnya kekakuan akan tafsiran miring/ negatif terutama menjawab preposisi KETERJANGKAUAN. STRATEGIS juga mengacu kepada keadaan lingkungan alam yang nyaman dan cocok untuk melegahkan kehausan pengetahuan akademik. Tidak hanya berpuas diri dengan nuansa strategisnya, SMAN 3 BORONG telah memiliki instrumen milenial yang mampu menjangkau kaumnya. WiFi super yang berdiri kokoh telah meruntuhkan bangunan penghalang demi mendapatkan tanah lapang yang luas agar menjangkau dunia MILENIAL. Menginisiasikan diri dalam dan bersama civitas SMAN 3 BORONG adalah langkah awal untuk tetap memegang trofi MILENIAL sambil mengumandangkan takbir kemenangan karena bertajuk bersama waktu. Mari dan bergabunglah bersama kami untuk menyaksikan sendiri kehebatan anda sebagai pewaris dunia MILENIAL”. Sumber: (https://sman3borong.sch.id/sman3-borong-dalam-pergumulan-milenialisme/)

Kaum milenial adalah kunci kemajuan saat ini. keterbukaan akan realita ini tentu berujung pada pengakuan yang positif bahwa milenial adalah motor penggerak. Patut dicatat generasi ini mengendepankan sikap solidaritas dan kebersamaan jauh lebih penting  ketimbang pengejaran harta belaka. Hal lain dari generasi ini adalah kemampuan yang inovatif sehingga berpengaruh baik untuk masa depan bangsa. Lembaga SMAN 3 BORONG tampil mengendepankan semangat milenial agar tak tertinggal jaman. Milenial adalah ruang gerak dalam konteks sekarang ini. Ruang gerak ini mesti digerogoti dari dalam sehinga nampak dipermukaan bukan sebagai citra belaka tetapi atas kesadaran penuh bahwa cita-cita luhur pendidikan kita adalah memanusiakan manusia.

Pergerakan SMAN 3 BORONG dalam selayang pandang penulis adalah; sekolah intelektual, sekolah teknologi; sekolah seni; sekolah tarik suara/olah vocal; sekolah pertanian; dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan atas terjadi karena gerakan milenial yang inoivatif, kreatif sehingga menerobos tapal batas ide. Pertanyaan yang sama dengan sebelumnya, bukakah hal yang sama dilakukan oleh sekolah-sekolah yang lain? Memang benar bahwa sekolah lain telah melakukan hal demikian. Perbedaan yang paling mencolok adalah bagaimana setiap instansi itu menampilkan dirinya sebagai sekolah penggerak. Sekolah penggerak SMAN 3 BORONG adalah ala SMAN3 BORONG. Semuanya itu muncul dari semua anggotanya atau pribadi yang diam dalam lembaga itu; guru, murid, pegawai dan elemen lainnya. Maka sangat jelas disini adalah kreatifitas guru akan menular kepada peserta didik apabila disaji dalam nuansa modern. Menjawabi tantang jaman adalah utama. 

  Penulis bukannya melebih-lebihkan lembaga ini tetapi ini merupakan sebuah refleksi kecil dalam mendukung lembaga ini sebagai sekolah penggerak. Kita juga harus mengakui keterlibatan dari lembaga atau sekolah lain dalam menampilkan citra mereka sebagai sekolah penggerak ala mereka sendiri. Tentu semua ini dengan tujuan yang sama adalah mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Semua ini akan dapat terwujud jika guru sebagai penggerak dan yang pasti siswa ikut tergerak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Langkah Raynildis: Perjalanan Dalam Sunyi

Lorong San Juan

Oa