Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Di Balik Pasar dan Mimpi

Gambar
  Setiap kali Jeane memandang foto itu, serasa waktu membekukan langkahnya. Wajah di dalam bingkai, seakan bisikan lembut dari masa lalu, memanggilnya kembali ke pelukan kenangan yang hangat, namun kini telah berkarat oleh kesedihan. Bertahun-tahun lamanya, Jeane merana dalam labirin ketidakpastian, menanti kehadiran sosok yang telah pergi. Sejutah harapan yang ia gantung, kini hanya serpihan kenangan yang tak lagi utuh, meresap dalam relung hatinya yang paling dalam. Di bawah sinar mentari yang terik, suara kepala sekolah menggema, membawa kabar tentang pertemuan orang tua murid. "Semua siswa diharapkan untuk menyampaikan pesan ini kepada orang tua masing-masing." Jeane mendengarnya, namun kata-kata itu terasa jauh. Di benaknya, terlintas sosok mama yang selalu sibuk, terbenam dalam hiruk-pikuk pasar, menjual sayur demi sesuap nasi. "Bisakah mama datang ke sekolah nanti?" tanyanya, meski dia tahu jawabannya. Raut wajahnya mencerminkan harapan yang samar, terp...

Dari Kana ke Kalvari

Gambar
Di tengah gemuruh tenda pesta, riuh rendah suara tamu berbaur, seakan dunia ini hanya milik mereka.   Sorak ria menanda sukacita menghiasi para tamu, menjemput kebahagiaan bagi para mempelai yang sedang beradu di pelaminan. Namun dalam jarak waktu itu, sukacita seolah-olah sirna dengan kehabisan anggur sukacita. Anggur, lambang sukacita, mulai sirna, menyalakan kekhawatiran dalam dada para pelayan. Mereka berlari, hilang dalam kesibukan, menyisakan satu pertanyaan: bagaimana menyukseskan perayaan ini? Di tengah keramaian, seorang perempuan, yang biasa dipanggil ibu, melihat kecemasan di wajah pelayan. Naluri kasihnya bergetar, mendorongnya untuk bertindak. Dalam hening, ia memanggil anaknya, berharap akan ada keajaiban. Apa maumu ibu ? Tanya sang anak memastikan keadaan ibu yang mengibah. Aku tak dapat melakukannya ibu. Saatku belum tiba. ” jawab sang anak dengan suara lembut, menyentuh jiwa yang gelisah. Ibu yang cemas akan keadaan, membalik perintah kepada para pelayan....

Nana dan Kenangannya

Gambar
  Sekian kalinya aku bersama jiwa menung dalam kesendirian. Di malam yang sunyi ini, hembusan angin menyampaikan pesan dari masa lalu—seberkas memori yang terkurung dalam hati, kini kembali teringat dengan tajam. Nana , lelaki yang kuanggap sebagai pelindung di setiap raga yang lelah, telah mengisi ruang-ruang kosong dalam hidup. Nana , namanya meluncur lembut di bibirku, seperti embun pagi yang menyegarkan, dan dikisahkan kembali oleh senja. Setiap kali Nana mengantarkanku pergi, seolah Nana membawa segenap rasa nyaman. Dalam setiap detik obrolan, di setiap tawa dan canda bersama, ada kata-kata yang mengalun indah: “Enu, jangan lupa makan! Enu, tetap jaga kesehatan .” Kalimat-kalimat itu melahirkan sebuah kepastian yang tak terucapkan, sebuah harapan akan masa depan. Dalam dekapan Nana, aku merasa sebagai wanita paling beruntung. Setiap harapan dan semangatnya membakar setiap rasa lelah yang menghimpit, menjadikanku dewasa dalam setiap keputusan. Tak ada kata menyerah, bahk...