Di bawah Cahaya Senja
Aku menyusuri pantai, tempat kisah kita berlabuh. Di sini, di tepi laut yang tak pernah lelah mengulang cerita, aku mengenalnya. Di sinilah aku merasakan jatuhnya rasa, seperti hujan lembut yang turun perlahan dari langit. Selama bertahun-tahun, rasa itu menggema dalam relung jiwa, menyisakan jejak yang dalam, menetes pada pasir putih kenangan. Aku pernah berlabuh dalam janji-janji kata, "Aku tak akan pergi." Namun kata-kata itu seperti pasir, hilang ditelan ombak yang tak pernah henti. Kehilangan Jack membuatku terjaga dalam labirin pertanyaan tentang arti rasa. Apakah rasa hanya sekadar kebersamaan semu, yang kini lenyap bersama hembusan angin? Aku terjerat dalam rasa yang kini semakin memudar, seperti lukisan pudar yang terpapar sinar matahari. Jack, pelindung rasa, kini menjadi bayang-bayang dari rasa saat bersama. Keberadaannya dulu seperti perisai yang melindungi aku dari kesepian. Namun kini, kepergiannya adalah noda dalam kanvas yang tak bisa kuhapus. Perpisahan...